Jumat, 28 Desember 2007

Asas Hukum

UU No. 21 th 2000 tentang serikat pekeja/buruh

pasal 4 (2) huruf d > asas demokratis
”sebagai sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan kepentingan anggotanya”
penj > federasi dan konfederasi berfungsi untuk menyalurkan aspirasi dan menciptakan suasana demokratis.

pasal 9 > asas bebas dan mandiri
”Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh dibentuk atas kehendak bebas pekerja/buruh tanpa tekanan atau campur tangan pengusaha, pemerintah, partai politik, dan pihak manapun”.
Penj > serikat buruh dibentuk tidak berdasarkan tekanan dan menurut kehandak bebas mereka serta tidak berafiliasi dengan pihak lain.

pasal 12 > asas keterbukaan
”Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh harus terbuka untuk menerima anggota tanpa membedakan aliran politik, agama, suku bangsa, dan jenis kelamin”
penj > serikat buruh terbuka untuk menerima anggota tanpa memandang sara dan jenis kelamin

pasal 31 (2) > asas kesejahteraan
”Bantuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan anggota”
penj > bantuan yang ada untuk kesejahteraan anggota

pasal 32 > asas pemisahan harta kekayaan
Keuangan dan harta kekayaan serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh harus terpisah dari keuangan dan harta kekayaan pribadipengurus dan anggotanya.
Penj > harta kekayaan serikat buruh harus terpisah dari harta pribadi anggota.

pasal 34 (1) > asas pertanggung jawaban
”Pengurus bertanggung jawab dalam penggunaan dan pengelolaan keuangan dan harta kekayaan serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh”.
Penj > penggurus harus bertanggung jawab atas pengelolaan dana serikat buruh

pasal 35 > asas musyawarah mufakat
”Setiap perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh diselesaikan secara musyawarah oleh serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang bersangkutan”.
Penj > setiap perselisihan harus diselesaikan secara musyawarah

pasal 39 (1) > asas pertaggung jawaban
”Bubarnya serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh tidak melepaskan para pengurus dari tanggung jawab dan kewajibannya, baik terhadap anggota maupun pihak lain”.

Penj > pengurus masih memiliki tanggung jawab terhadap anggota dan pihak lain setelah bubarnya serikat buruh.

Pasal 40 > asas pengawasan
”Untuk menjamin hak pekerja/buruh berorganisasi dan hak serikat pekerja/serikat buruh melaksanakan kegiatannnya, pegawai pengawas ketenagakerjaan melakukan pengawasan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.
Penj > berdsarkan UU pengawasan dilakukan untuk menjamin hak buruh berorganisasi dan melakukan kegiatan.



UU No. 13 tahun 2006 tentang perlindungan saksi dan korban


pasal 5 (1) huruf a > asas rasa aman
”memperoleh perlindungan atas keamanan pribadi, keluarga, dan harta bendanya, serta bebas dari Ancaman yang berkenaan dengan kesaksian yang akan, sedang, atau telah diberikannya”
penj > saksi dalam memberikan kesaksiaan keamananya dilindungi dari ancaman thd pribadi, keluarga, harta benda.

pasal 10 (1) > asas kebalan hukum saat pemberian kesaksian
”Saksi, Korban, dan Pelapor tidak dapat dituntut secara hukum baik pidana maupun perdata atas laporan, kesaksian yang akan, sedang, atau telah diberikannya”
penj > saksi, pelapor dan korban kebal thd hukum dalam memberikan kesaksian

pasal 31 > asas perlindungan
”LPSK wajib memberikan perlindungan sepenuhnya kepada Saksi dan/atau Korban, termasuk keluarganya, sejak ditandatanganinya pernyataan kesediaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30”.
Penj > saksi dan/korban wajib dilindungi oleh LPSK dalam memberikan kesaksian



UU No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah


pasal 11 (3) > asas penyelenggaraan kepentingan umum
“Daerah dapat melakukan pinjaman jangka panjang guna membiayai pembangunan prasarana yang merupakan aset Daerah dan dapat menghasilkan penerimaan untuk pembayaran kembali pinjaman, serta memberikan manfaat bagi pelayanan masyarakat”.
Penj > pinjaman yg dilakukan daerah guna membiayai pembanguna untuk memberikan manfaat bagi kepentigan masyarakat.





UU No. 10 tahun 2004 tentang pembentukan peraturan perundang – undangan


1. pasal 2 > asas pancasila
”Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum negara”
penj > UU ini berasaskan pancasila

2. pasal 12 > asas lex specialis derogat legi generalis
”Materi muatan Peraturan Daerah adalah seluruh materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan, dan menampung kondisi khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi”.
Penj > materi muatan peraturan daerah menjabarkan perarutaran yang lebih tinggi secara khusus sesuai dengan daerahnya.

3. pasal 52 > asas keterbukaan
”Pemerintah Daerah wajib menyebarluaskan Peraturan Daerah yang diundangkan dalam Lembaran Daerah dan peraturan di bawahnya yang telah diundangkan dalam Berita Daerah”.
Penj > peraturan daerah yang telah diundangkan wajib disebarluaskan(terbuka)

4. pasal 32 (2) > asas keseimbangan
Pembahasan rancangan undang-undang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah dilakukan dengan mengikutsertakan Dewan Perwakilan Daerah
Penj > keuangan pusat dengan daerah harus seimbang dengan diikutsertakannya dewan perwakilan daerah.

5. pasal 38 (2) > asas kepastian hukum
”Dalam hal rancangan undang-undang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak ditandatangani oleh Presiden dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak rancangan undang-undang tersebut disetujui bersama, maka rancangan undang-undang tersebut sah menjadi Undang-Undang dan wajib diundangkan”.
Penj > meskipun RUU tidak ditanda tangani oleh presiden dalam waktu paling lambat 30 hari sejak RUU tsb disetujui, RUU tsb dapat disahkan untuk menjadi UU

Tidak ada komentar: